Dalam mempelajari perjuangan melawan penjajah, hal pertama yang perlu dipahami adalah berbagai bentuk perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia terhadap kekuasaan asing yang menjajah. Perjuangan ini dimulai sejak kedatangan penjajah pertama kali, dimulai dari Portugis, Belanda, dan Jepang. Setiap penjajahan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk eksploitasi ekonomi, pembatasan hak-hak politik, maupun pengaruh budaya. Berbagai perlawanan dilakukan oleh tokoh-tokoh serta rakyat Indonesia, baik dalam bentuk perang terbuka maupun perlawanan non-kekerasan. Misalnya, perlawanan terhadap penjajahan Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro dalam Perang Diponegoro (1825-1830), serta perlawanan yang dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat dan berbagai pejuang lainnya.
Selain itu, pelajari juga perjuangan dalam konteks perjuangan non-kekerasan dan gerakan kebangkitan nasional. Salah satu tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan adalah munculnya kesadaran nasional yang dibangun oleh berbagai organisasi seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno. Melalui pendidikan, gerakan sosial, dan penyebaran ide-ide nasionalisme, bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melawan penjajahan dengan cara-cara yang lebih terorganisir. Meskipun banyak perjuangan yang dilakukan dengan cara diplomasi dan perjuangan politik, perlawanan bersenjata tetap menjadi bagian penting dari sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pahami juga bagaimana proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 menjadi puncak dari perjuangan panjang melawan penjajah dan membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka.